Berbicara Pada Hati #5 (Please, Jangan Nyinyir)

 

a670e-diam

Bismillah, wahai hati tulisan kali ini adalah lanjutan dari postingan kemarin ya, inilah isi dari kajian yang saya ikuti kemarin bersama Utadzah Oki Setiana Dewi.

Wahai hati, mari kita belajar dan mengingat lagi tentang satu perkara yang sering dilalaikan oleh diri. Mari belajar untuk mengenali perkara-perkara yang memang berbahaya untuk kita juga perkara-perkara yang mampu menguatkan hati kita.

Ada beberapa poin yang saya tangkap dari beberapa menit mendengarkan kajian beliau,

  1. Lisan yang jahat/batil adalah lisan yang menjadi sebab untuk merendahkan orang lain.

Lisan ini, tak bertulang, akan tetapi jika dia berkata tidak dipikir terlebih dahulu, akan mudah untuk menyakiti orang lain. pun dengan perkara merendahkan orang lain, islam tidak mengajarkan para umatnya untuk merendahkan orang lain. bahkan Ustadzah Oki menegaskan bahwa kita jangan pernah sekalipun merendahkan orang lain, roda terus berputar dan bergilir. Ada saatnya kamu di atas, akan tetapi ingatlah bahwa kamu pada saatnya juga akan berada di bawah. Roda terus berputar, ingatlah. Ustadzah menegaskan lagi dengan lantang :

“jangan pernah merasa diri kita lebih baik, lebih berilmu, lebih beriman, lebih sholeh/sholehah, ataupun lebih kaya. Itu hanya terlihat secara fisik saja, kita tidak pernah tau posisi seseorang di mata Allah. Bisa saja ketika kamu merendahkan orang lain, akan tetapi dia memiliki posisi yang tinggi di Mata Allah ”

Maka, ingatlah wahai hati.. jangan pernah sekalipun kamu merendahkan orang lain.

  1. Lisan yang jahat/batil selanjutnya yaitu kalimat-kalimat berupa sumpah serapah.

Pada bagian ini Ustadzah Oki mengingatkan kita untuk senantiasa berkata-kata yang baik saja. Kita harus berhati-hati dengan perkataan-perkataan jelek yang keluar dari lisan kita, bisa jadi ketika kita berkata-kata yang jelek hal itu bisa dikabulkan oleh Allah. Naudzubillah ya..,

maka dari itu wahai hati bias

akanlah, biasakanlah untuk menggunakan lisan ini dengan hal-hal yang baik. Biasakanlah untuk menyikapi hal-hal yang mungkin kurang sesuai dengan ekspekstasi dengan lisan-lisan yang penuh doa kebaikan dan berkhusnudzon kepada Allah.

Karena doa adalah senjatanya umat muslim, dengan doa semua yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Masih ingat kisah Imam Sudais bukan ?? betapa lisan sang ibunda begitu mulia, sehingga Allah kabulkan ekspresi kemarahan beliau. Coba search kisah beliau ya..

Maka, ingatlah wahat hati.. Semoga lisan kita penuh dengan doa-doa kebaikan apapun keadaanya.

  1. Lisan yang jahat/batil adalah lisan yang digunakan untuk melindungi orang yang berbuat maksiat/ acuh ketika melihat suatu kemungkaran.

Kita dianjurkan untuk saling tolong menolong, akan tetapi kita semestinya tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Bukan tolong menolong dalam suatu kemaksiatan. Sehingga ketika kita berbohong dengan kedok melindungi orang yang sedang berbuat maksiat, lisan kita tergolong pada lisan yang jahat/batil. Pada sesi ini Ustadzah Oki menceritakan pengalaman beberapa santrinya di maskanul huffadz yang saling tolong menolong dalam kemaksiatan (dalam hal ini teman2nya menutup2i salah satu temannya yang berpacaran, padahal peraturan di yayasan bahwa tidak diperkenankan pacaran, sehingga akibatnya mereka di drop out dari yayasan.).

Sedangkan, lisan yang acuh ketika melihat suatu kemaksiatan atau kemungkaran dianalogikan seperti sebuah kapal yang dinaiki oleh banyak orang. Di kapal bagian bawah, terdapat sekelompok orang yang berusaha untuk melubangi kapal. Nah, ketika penumpang yang melihat perbuatan tersebut akan tetapi dia acuh dengan perbuatan sekelompok orang yang sedang membocori kapal maka yang terjadi semua penumpang akan tenggelam karena diamnya penumpang tersebut. Berbeda halnya, ketika dia berusaha mencegahnya atau melakukan sesuatu maka semua penumpang akan selamat. Paham kan ?

Dari kisah dan penjelasan poin ke tiga ini dapat kita ambil pelajaran tentang penting dan wajibnya berdakwah (menyampaikan suatu kebenaran), seperti pada Q.S Al-Ashr (Demi Masa, Sungguh Manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan menasehati untuk kesabaran).

Maka, Ingatlah Wahai Hati.. Ingat-Ingat bahwa semua manusia berada dalam kerugian, akan tetapi ada satu hal yang dapat kita lakukan agar kita tidak termasuk pada orang yang merugi mari kita saling menasehati untuk kebenaran dan menasehati untuk kesabaran. Hati lain yang membaca ini, jangan lupa nasehati hati ini juga ya.

  1. lisan bisa menjadikan seseorang menjadi ahli neraka meskipun ibadahnya begitu banyak, iya tidak masuk surga jika ia tidak dapat menjaga lisannya.

Lisan yang baik dapat kita ikhtiarkan dengan banyak membaca Al-Qur’an serta rajin sholat. Sedangkan lisan yang batil dapat tercipta karena seringnya menyanyikan lagu-lagu maksiat yang nirfaedah.

“Percayalah, saat kita sibuk dengan Al-Qur’an, tak ada waktu untuk kita menyanyikan lagu-lagu nirfaedah yang lirik-liriknya penuh kegalauan dan tidak ada manfaatnya, Sering-seringlah mendengarkan murotal setiap waktu. Bacalah Qur’an, Belajarlah Qur’an, Hafalkanlah Qur’an. Semoga dengan berdekatan dengan Qur’an, lisan kita jauh dari ketidakbermanfaatn. Tunjukanlah akhlak yang baik, baik di dunia maya ataupun didunia nyata. Karena harusnya akhlak di dunia nyata sama dengan di dunia maya, jangan berbeda. ” Jelas Ustadzah Oki.

“Sebagai orang yang beriman, berpikirlah sebelum berbicara. THINK BEFORE POSTING. Karena kualitas dirimu terlihat dalam postingan sosmedmu.” Tambah Ustadzah Oki

Wahai Hati, Itulah poin-poin penting tentang lisan yang semoga menjadi pengingat untuk diri kita. Jadi gimana ti, nasehat yang luar biasa bukan ??. Mendengarkannya dan menuliskan beberapa bagian dan nasehat ini pun aku menghela nafas panjang berkali-kali, merasa bahwa diri masih begitu lemah.

Ahh iya begitulah, semoga kita tidak pernah lelah untuk terus berbenah ya ti. Terus memperbaiki diri, terus mendekat pada Allah, dan terus berusaha menjagamu (wahai hati), terus berusaha untuk mencari input yang baik agar outputnya pun baik.

dan ini closing statement dari kajian ustadzah Oki kemarin, satu hadist dari rasulullah

“Dari Sufyan bin ‘Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata: “Aku berkata, wahai Rasulullah, katakan kepadaku dengan satu perkara yang aku akan berpegang dengannya!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘Rabbku adalah Allah’, lalu istiqomahlah”. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah yang paling anda khawatirkan atasku?”. Beliau memegang lidah beliau sendiri, lalu bersabda: “Ini”

Kamu yang kuat ya ti, semoga aku bisa menjagamu terus dalam kondisi yang baik karena kata Ustadzah Oki keterjagaan lidah sesuai dengan keterjagaan hati. Dan kita juga harus memperhatikan dengan siapa kita bergaul, karena teman kitapun sangat memengaruhi lisan kita ti.

Semangat ya ti..

We can do it..

#Nasehathati #berbicarapadahati #7dayswriting #jejakrasa #menjagalisan #jagapostingan #jangannyinyir  #thinkbeforeposting #nasehatdariidola #semangat #terusberbenah

                                                                                                            Sragen, 25-07-19

Tinggalkan komentar