Ketemu Idola, She is Sholehah Moms

 

IMG-20181004-WA0025

foto bersama Dewi Nur Aisyah usai acara di maskam undip

Sabtu kemarin adalah salah satu hari yang begitu membahagiakan, bagaimana tak bahagia karena kau bisa bertemu dengan sosok idola yang hampir tiap harinya kita intip postingan2nya. Yang karya2nya kita ikuti perkembangannya, yang inspirasi2nya sampai ke hati. Yaa.. dialah sosok muslimah menginspirasi yang bernama Dewi Nur Aisyah.

Kajian yang di adakan di maskam undip dan free entry cukup membuat diri begitu bersemangat untuk menghadirinya. Jumat sore sudah berniat untuk menghadiri bersama salah satu teman dengan naik BRT, Qodarallah inget sama Nisa yang sudah lebih dulu mengidolakan beliau. Dan lewat nisa juga aku bisa mengenal sosoknya, nah itulah pentingnya punya teman yang selalu mengajak kita pada kebaikan ya.. seperti yang pernah saya tulis tentang Teman dan Inspirasi. okay finnaly Ku buka whatssap

“nis, besok ada bu dewi nur aisyah, ikut nggak ?”

“astaghfirullah iya, aku lupa.. ikuut” katanya

Alhamdulillah batinku.. finnaly teman yg tadinya mau naik BRT denganku pun mengajak temannya. Akhirnya kita berencana untuk motoran bersama2. Nahh temen2 juga gitu ya.. kalau ada acara yang bagus jangan lupa ajak teman-temannya yang lain J

Nah Lagi2 sebelum berangkat pun harus di uji sama Allah dengan kesabaran, aku dan nisa yang berencana berangkat jam 6 akhirnya molor juga sampai jam 8 kurang. Haha, itulah PR besar kami.. yang masih sangat nggak on time. Walaupun awalnya cukup khawatir tidak mendapatkan tempat yang strategis dengan beliau. But alhamdulillah sampai sana masih bisa nyelip2 di tengah dan hanya berjarak beberapa shaff dengan beliau.

Beberapa menit setelah di mulai oleh MC yang cukup asyik, Akhirnya Bu Dewi Nur Aisyah muncul.. Ma Syaa Allah aku dan nisa seperti tak percaya bisa bertemu dengan beliau. Ucapan Ma Syaa Allah berkali-kali kami ucap.

Beberapa hal yang kami dapat dari kajian bersama beliau akan saya tuliskan di sini

Yaa.. dengan judul “Istiqomah Berkontribusi, Bermanfaat Penuh Arti” beliau menyampaikan begitu banyak hal yang sangat bermakna. Di awali dengan pemaparaan tentang sebuah rasa kesyukuran dengan kata2 yang menyentuh hati.

“seperti inilah Allah menunjukan sifat Ar-Rahmannya dengan menghimpunkan kita dalam satu barisan kebaikan agar dapat memperbaiki keadaan ” kata beliau.

Jadi orang2 yang senantiasa menuntut ilmu adalah orang2 yang ada dalam barisan kebaikan, berupaya untuk terus memperbaiki diri untuk selanjutnya berupaya juga menyebarkan kebaikan dan memperbaiki keadaan, dari suatu hal yang buruk menjadi suatu hal yang baik.

Setelah itu beliau menyampaikan terkait urgensi dalam sebuah kebersamaan dan menuntut ilmu, dalam hal ini konteks tema besarnya adalah terkait dengan mentoring, karena sebenarnya yang mengadakan acara tersebut adalah pihak yang mengurusi mentoring di kampus Undip.

Sebuah pertanyaan beliau ajukan pada kita

Mengapa sih harus Mentoring ??

Ya.. jawabannya adalah mentoring sebagai sarana atau wadah untuk kita saling menjaga dalam ketaatan. Nah pernyataan itu emang bener banget, aku pun sudah merasakan hal itu. Mentoring benar2 bisa menuntun langkah ini menjadi lebih baik, tentang mentoring lain waktu akan ku bahas sendiri. selain itu beliau pun menyampaikan bahwa mentoring sebagai sebuah bentuk tarbiyah dan penjagaan Allah untuk kita, bentuk kecintaan Allah untuk kita.

Memang di sini konteks mentoring tidak bisa terlepas dari tarbiyah, Okay lalu sebenarnya apa sih pentingnya tarbiyah itu untuk kita ?

Bu Dewi menyampaikan beberapa poin penting terkait hal tersebut

  1. Bersamanya Allah berikan Kemuliaan
  2. Dengannya Allah hadirkan Kekuatan

Nah di poin ini ada banyak cerita yang Bu Dewi sampaikan, cerita tentang perjalananya berjuang di S1, bagaimana bisa beliau di semester 7 memegang amanah sebanyak 9 dan semuanya sebagai ketua, dengan kesibukannya menyelesaikan skripsinya, dan banyak kesibukan lainnya. Bagaimana bisa ?? bahkan beliau sendiri pun merasa tidak percaya, kemudian beliau ingat dan menyadari bahwa bukan Diri Beliau yang hebat tapi Allah yang menghebatkan dan Allah yang memampukan, Dann kata2 beliau begitu terngiang dan membuat kita terpana bahwa ternyata kekuatannya ada pada Rukhiyah dan Iman yang kokoh.

“Rukhiyah yang di jaga adalah motor penggerak utama dalam kita beraktivitas, kalau kita tidak bekerja dengan iman akan berat dan kita tidak kuat, sehingga semakin kita butuh kekuatan maka kita harus semakin ngedeketin Allah” Tegasnya. Membuat kita semua sadar, ohh jadi mungkin selama ini kita imannya masih lemah, rukhiyahnya belum kuat, sehingga ngapain aja sedikit udah capek dan hidup terkesan tidak produktif. Satu hal lagi, semakin banyak aktifitas harus semakin banyak tilawah, bukan malah sebaliknya.

nah dari situ membuat saya sadar, amal yaumi kita itu harus benar2 di jaga, sebagai bagian usaha untuk menjaga kuatnya rukhiyah kita.

  1. Mereguk Pengetahuan dan Wawasan
  2. Merasakan Indahnya Persatuan

Masih banyak lagi yang beliau sampaikan, tentang urgensi menuntut ilmu, tentang pentingnya bersyukur dan sabar dan banyak hal lainnya.

Di closing statementnya beliau sampaikan beberapa kata-kata pengingat yang menggugah semangat dan perlu kita ingat dan aplikasikan, di antaranya adalah

Jaga Allah dalam Hati Kita, maka Allah akan Menjagamu.

Dalam hal ini arti dari menjaga Allah adalah kita senantiasa dalam ketaatan dan bergerak dalam kebaikan.

Teruslah berusaha menjadi sebaik-baik hamba, selama nafas masi terus terhela

“mulailah berani bermimpi, dan lakukan pilihan. Dan di manapun pilihan yang di ambil pastikan di sana ada kebaikan-kebaikan yang di ciptakan serta menebar manfaat di manapun berada”

Di akhir beliau sampaikan dan memotivasi kita untuk terus melakukan kebaikan, dan bersemangat dalam meraih surga. Karena ketahuilah wahai saudara saudariku. Jiwa orang yang beriman itu setara dengan surga, karena kita sudah memegang kuncinya dengan kalimat syahadat. Pastikan kita mampu untuk masuk dengan cara-cara yang telah Allah berikan.

Maka

“jangan tetapkan harga dirimu kecuali dengan Syurga” tegas Dewi Nur Aisyah

Aku dan nisa bertatapan, saling terpesona dengan apa2 yang sudah di sampaikannya.