Pagi demi pagi dibulan ini begitu dingin udara yang Allah hembuskan pada penjuru bumi. Pun dibelahan bumi kami Indonesia. Pagi demi pagi dibulan ini Allah jua berikan kenikmatan kesejukan berupa awan mendung yang setia menghiasi langit yang kami pandangi. Pagi demi pagi dibulan ini pula haru rasanya melihat derap langkah anak-anak yang berangkat ke sekolah mengenakan seragamnya setelah hampir satu tahun setengah mereka sekolah di rumah. Melihat para ayah dan bunda yang mengantarkan dan mencium kening mereka sambil memberi pesan-pesan kebaikan untuk putra putri tercintanya.
Ada disalah satu pagi pula di bulan ini banyak manusia yang tetap berusaha menjaga semangat dan keyakinanya akan kuasa Tuhannya bahwa selalu ada kesempatan memperbaiki diri di setiap hari yang ia lewati. Memperbaiki hubungannya dengan Allah, memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia dan memperbaiki hati, fikiran dan segala mindset yang ada dalam dirinya. Salah satu manusia itu adalah aku, aku bergegas merenungi hari-hari yang telah terlewati hampir seperempat abad dalam diri.
Ternyata,
Setiap pagi yang kutemui adalah sebuah rezeki yang patut di syukuri, suara ibu yang masih setia membangunkan setiap pagi, aktivitas ibu didapur setiap pagi untuk menghidangkan sarapan pagi, rezeki nikmatnya ngantuk dan melawan dingin dan magernya menyingkap selimut untuk menghadapi hari-hari yang panjang. Nikmat yang harus disyukuri masih mampu menyapu dinginnya pagi di jalanan yang harus dlalui setiap pagi, melihat begitu banyak para ayah ataupun tulang punggung keluarga yang pagi buta telah bekerja dan mengais rezeki. Menikmati udara pagi yang masih gratis dinikmati setiap pagi, menikmati beberapa detik berhenti dilampu merah yang seringnya kugunakan untuk berbicara pada diri sendiri untuk menyemangati diri sendiri di pagi itu. Merasakan nikmatnya sapaan-sapaan hangat dari anak-anak bahkan sebelum aku turun dari motor terkadang mereka antri untuk berjabat tangan dan menyapa. Menikmati indahnya pagi dengan piket gerbang dan menyambut anak-anak harapan bangsa datang. Menikmati indahnya pagi dengan turut serta menemani anak-anak melaksanakan sholat dhuha dan doa pagi di masjid, walaupun di momen ini sering sekali fikiran jadi lebih sendu. Masjid selalu menjadi tempat untuk sulit menutupi rasa di hati ya. rutinitas pagi yang suatu saat akan sangat ku rindui ketika aku tak lagi menemui rutinitas itu lagi. Karena semua tentu akan berubah bukan ? tidak ada yang stagnan. Maka betapa penting untuk mensyukuri dan menikmatinya.
Setiap pagi yang ku temui adalah sebuah kesempatan emas tak ternilai, kesempatan untuk mengumpulkan banyak pahala dan keberkahan dalam setiap detik dan menit yang dijalani. setiap pagi yang kutemui adalah sebuah harapan baru untuk bisa melakukan dan menciptakan sejarah-sejarah baru. Pagi demi pagi yang terlalui begitu banyak cerita yang terjadi.
Aku terkadang eh sering malahan, fokus pada apa yang terjadi pada diriku sendiri. Jarang mencari kabar dan mencari tau apa yang sedang terjadi di belahan bumi yang lain. Padahal hal itu penting untuk dilakukan, agar kita sadar bahwa hidup ini bukan hanya tentang aku. Agar hidup ini lebih bermakna dan kita mampu mensyukuri hidup kita lebih berkali-kali lipat. Ketika bahagia itu menghampiri di sisi lain ada banyak kesedihan pula yang terjadi, sehingga tidak pantas jika rasa itu terlalu di dominankan. Pun ketika sedih itu datang, di luar sana masih banyak yang ujiannya jauh di atas kita dan mereka masih mampu untuk tersenyum, tak mengeluh bahkan mensyukurinya.
Maka
Pada detik-detik yang sama mungkin terjadi secara bersamaan ratusan bahkan ribuan kejadian yang Allah tetapkan pada hambanya, ada kebahagiaan yang menyertai sebuah keluarga, pasangan, kelompok. Ada pula kesedihan yang menyayat hati sepasang manusia, sebuah keluarga, sekelompok orang dll. Ada banyak sekali kejadian yang mungkin kita akan terpana jika diperlihatkan semua bagian itu.
Maka pada kondisi ini,
Untuk setiap peristiwa dan semua yang terjadi nikmatilah setiap getarannya, rasanya dan kenikmatan berdoanya. Karena semua akan dipergilirkan, sedih sedu sedan itu akan bergilir dengan bahagia canda dan tawa. Kekhawatiran itu akan bergilir dengan ketenangan tiada tara, dan kebimbangan itu akan bergilir dengan keyakinan yang menyala. Memangnya bisa ? iya, semua hanya tentang waktu dan rasa sabar yang ruangnya perlu diperluas. In Syaa Allah semua ada waktunya..
Allah hanya ingin kita menikmati rasanya, menikmati setiap deru doa yang terlantun lebih serius dan lebih intens. Allah tau apa yang kau rasa. Allah tau bahkan tanpa kau bercerita.
Jadiii
Semangat menjalani pagi demi pagi dan hari demi hari di 50 hari terakhir usia 24
Yeyeye semangatt
Gak papa banyak target gak tercapai, artinya Allah masih pengen doanya dikencengin lagi.
FIGHTINGGG